Pensieve?

March 17, 2015 § Leave a comment

Hai Zulfy,

Akhirnya surat saya dibalas juga. Hahaha.

Sebenarnya saya tidak terlalu mengharapkan balasan suratmu, hanya saja saya sangat menyukai tulisanmu. Kita sering berkirim pesan dan saya menyukai caramu mengirim pesan. Sementara di blog, saya bisa membaca pesan-pesanmu lebih banyak dan lebih dalam.

Sejujurnya saya bukan orang yang rajin membaca, tidak sepertimu si pembaca yang rakus. Jangankan The Old Man and The Sea-nya Ernest Hemingway, serial populer semacam Harry Potter saja seumur hidup saya belum pernah tuntas membacanya. Meski pun saya pembeli buku yang impulsif, sebagian buku-buku itu akhirnya tidak saya baca bahkan masih ada yang masih terbungkus plastik sampai hari ini.

Saya mengagumi caramu mencintai buku, seakan buku adalah ibu yang peluknya menenangkanmu dan membuatmu merasa aman. Entah kenapa, tapi rasanya saya senang sekali mengetahui ada orang yang begitu menyukai sesuatu.

Saya tidak pandai bertahan dalam satu situasi dalam waktu lama, apalagi untuk mencintai sesuatu dengan sebegitu mesranya. Seperti kamu mencintai buku.

Seperti yang kamu tahu, hidup saya seperti samudera dengan angin dan ombak yang datang silih berganti. Pikiran saya selalu bergulung-gulung dibuatnya. Kadang dari huruf a saya melompat ke huruf nun atau angka tiga. Sebegitu acaknya sehingga saya tidak bisa berpegang teguh pada suatu hal untuk waktu yang lama, kecuali untuk beberapa hal.

Mengenai tulisanmu, haruskah saya tersanjung?

Tersanjung sudah tamat Mbak, yang lalu biarlah berlalu.

.

.

Oke, saya serius.

Saya bukanlah orang yang mudah tersanjung. Saya seringkali merasa segala puja puji orang terhadap saya sangatlah berlebihan. Saya merasa tidak sehebat itu. Walau tentu saja, siapa sih yang tidak senang dipuji? Saya pun senang jika itu membuatmu senang.

Terima kasih ya, sudah menulis untuk saya. Saya senaaang sekali.

Eh,

Ngomong-ngomong,

Mengenai cerita yang di bus itu, jujur saya terkejut membacanya. Ternyata kamu tidak seperti yang saya duga. Saya sedikit lega mengetahuinya. Tahukah kenapa?

Saya telah mengalami begitu banyak hal dan mulai merasa semua hal itu memiliki berbagai pola yang mudah ditebak. Kadang saya merasa bosan dibuatnya. Saya senang sekali mengetahui hal yang tidak sesuai dengan asumsi saya. Rasanya seperti sedang di reality show, “EITS, KENA DEH!”

Saya jadi malu sendiri. Malu sambil tersenyum. Karena hal yang tak terduga, ternyata asyik juga.

Kamu seperti buku fiksi yang ingin saya buka lagi dan lagi, halaman demi halaman, untuk mengetahui ada apa selanjutnya? Keseruan apa yang menanti saya? Rasanya antusias sekali. Rasanya… seperti kamu membaca Percy Jackson, mungkin?

Ya, seperti itulah.

Dan…

Oh,

Jika kamu berkenan, saya mau saja jadi bejana Pensieve-mu. Sepertinya seru.
Let’s have an adventure.

Let’s go!

 

 

Tagged:

Leave a comment

What’s this?

You are currently reading Pensieve? at Penanak Nasi.

meta